MESIN PENANAM PADI
MESIN
PENANAM PADI (RICE TRANSPLANTER)
Rice
Transplanter telah digunakan pada tahun 90-an
dibeberapa negara seperti Korea, Jepang, Cina maupun Amerika. Pada tahun 2010
Indonesia berencana meningkatkan swasembada pangan seperti pada 1986, guna
mencapai targetan tersebut pemerintah sejak tahun 2007 menggunakan beberapa
teknologi yang dapat mendukung tercapainya swasembada pangan salah satunya
teknologi rice transplanter (Anonim 2. 2016).
Mesin penanaman padi otomatis atau yang disebut
dengan rice transplanter adalah mesin penanam bibit padi modern dengan
sistem penanaman padi serentak dan di area khusus dengan umur tertentu. Pada
dasarnya, fungsi mesin penanam yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada
kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat penanam
menutup dengan tanah kembali (Anonim 2. 2016).
Dengan
menggunakan teknologi ini untuk penanaman padi seluas 1 hektar hanya
membutuhkan waktu 2 – 3 hari. Tetapi sejauh ini mesin rice transplanter masih
tergolong mahal yaitu berada di sekitaran Rp 50 juta-an.
Mesin tanam bibit padi atau rice transplanter jika
dilihat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin transplanter
dibedakan atas empat macam, yaitu :
1. Manually operated transplanter yaitu transplanter yang sumber
dayanya berasal dari tenaga hewan.
2.
Animal
drawn transplanter
yaitu transplanter yang sumber dayanya berasal dari traktor yang merupakan unit
terpisah dari transplanternya.
3.
Tractor
mounted transplanter
yaitu transplanter yang sumber dayanya berasal dari traktor yang merupakan unit
terpisah dari transplanternya.
4.
Self
propelled transplanter
yaitu transplanter yang unit
penggeraknya menjadi satu kesatuan unt dengan alat penanamnya.
Kondisi
Lahan dan Bibit Pada Saat Menggunakan Mesin Rice Transplanter
1. Lahan harus dalam keadaan melumpur
sempurna. Agar melumpur sempurna minimal dilakukan pembajakan 2 kali dan 1 kali
penggaruan lalu didiamkan sekitar 3 hari.
2.
Lahan
yang sudah melumpur sempurna genangi setinggi 2 cm dan diamkan sekitar 3 hari.
3.
Ukur
kesiapan tanah dengan menginjak, lahan yang siap digunakan kaki akan tenggelam
sekitar tenggelam < 25 cm.
4.
bibit
berumur 15 – 20 hari setelah penyemain dan untuk tinggi sebaiknya mencapai 150
– 200 mm.
A.
Fungsi
Bagian-Bagian Mesin Penanam Padi
Fungsi bagian-bagian mesin panen padi adalah sebagai berikut:
1. Kopeling
utama (main clutch)
Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan tenaga
dari motor penggerak ke bagian-bagian lain yang bergerak. Dilengkapi pula oleh
tegangan ganda (double tension) oleh karenanya kecepatan tanam dan kecepatan
gerak dapat diatur. Apabila tuas diputar pada posisi ON
maka tenaga motor ditransmisikan ke semua bagian, sebaliknya bila tuas
diputar pada posisi OFF semua tenaga akan terputus.
2. Kopeling
penanam (planting Clutch)
Bila
tuas diputar ke posisi ON maka tenaga dari motor penggerak ditransmisikan ke
bagian alat penanam dan sebaliknya bila tuas diputar ke posisi OFF maka semua
tenaga alat tanam akan terputus. Jika kopeling penanam dihubungkan sebelum
operasi kecepatan gerak harus dalam keadaan rendah.
3.
Kopeling roda (Wheel Clutch)
Kopeling ini berfungsi untuk
menyambung dan memutusakn tenaga dari motor penggerak ke roda. Bila kopeling
diputar ke posisi OFF tenaga motor akan terputus dan demikian sebaliknya.
4.
Pengatur kedalaman roda.
Bila tuas suspensi oli diputar ke
posisi planting secara otomatis kedalaman roda akan diatur oleh daya sensor.
5.
Pengatur jarak tanam
Alat pengatur ini terletak dibagian
bawah dekat roda sebelah kanan. Bila tombol diputar ke arah kanan maka jarak
tanam menjadi lebih sempit dan bila diputar ke kiri maka jarak tanam menjadi
besar.
6.
Pengatur jumlah bibit
Jumlah bibit yang ditanam dapat diatur
dengan menyetel mur pegatur. Alat pengatur ini berada dibagian bawah sebelah
kiri.
7.
Pengatur kedalaman tanam
Apabila tuas pengatur kedalaman tanam
ditarik ke atas penanaman menjadi dalam dan sebaliknya bila ditekan ke bawah
maka penanaman menjadi dangkal
-
Kedalaman tanam harus 2 – 3 cm
-
Bibit yang lebih tinggi penanamannya
harus lebih dalam penanamannya dari standar.
B.
Cara Mengoperasikan
Mesin
Berikut ini cara mengoperasikan mesin
transpalanter
1.
Penanaman
Sebelum
menghidupkan mesin atau motor terlebih dahulu periksa:
-
Apakah tuas kopling roda pada posisi OFF
-
Apakah tuas suspensi oli pada posisi
planting?
-
Apakah jumlah bibit yang akan ditanam
sudah betul?
-
Sudah
tepatkah kedalaman tanamnya?
2.
Menjalankan mesin penanaman padi
-
Hidupkan motor
-
Hubungkan kopling roda
-
Gas pada posisi tinggi
-
Kopling
utama dan kopling penanam pada posisi planting
3.
Cara Membelok
1. kurangi
kecepatan, kopling penanam hentikan, dan kopling suspense oli pada posisi atas
2. pegang
kemudi dan handelnya angkat ke atas
3. tuas
suspense oli pasang kembali pada posisi tanam
4.
gunakan
kopling tanam untuk membuat garis lurus sepanjang pematang dan kepala bidang
(head land)
4.
Cara pemeliharaan bibit untuk mesin
penanam padi di sawah
1. peti
pemeliharaan bibit
Bibit untuk
mesin penanam padi di sawah dan bibit yang biasanya di tanam dengan tangan ada
bedanya yaitu supaya dicocokkan dengan mesin, ada sistem peti . Besarnya peti
itu adalah sebagai berikut. panjangnya
58 cm lebarnya 28 cm, dan dalamnya 3 cm. dan dibagian bawahnya ada
lubang kecil, peti ini di buat dari plastic, tetapi ada juga yang di buat dari
kayu.
2. Medium
Pilihlah tanah yang dipakai sebagai medium
karena paling penting pada pemeliharaan bibit, syarat-syarat tanah
-
Tanah itu harus dapat melindungi air dan
menembus air dengan baik, Jangan memakai tanah liat atau tanah yang banyak
pasirnya
-
Tanah di dalam peti itu yang paling
cocok yaitu PH nya 5,0 – 5,5 yang PH nya tinggi.
-
Sowing/ menaburkan atau menyemai benih
Benih padi sama seperti pemakain
dengan bibit, diseleksi, disterilisasikan, dibasahi dan germinasikan . banyaknya benih padi yang ukuran menengah untuk
menanam satu peti adalah 100 gram.
Cara showing adalah sebagai berikut:
1. Kertas
surat kabar diletakkan pada alas peti
2. Masukkan
tanah setinggi 2 cm ke dalam peti sebagai medium
3. Alirkan
air cukup 1 liter untuk satu peti
4. Benih
padi disebarkan dengan halus dan rata
5. Tutup
kembali dengan tanah 0,5 cm
6. Letakkan
kertas surat kabar di atasnya
5.
Pemeliharaan
Setelah sowing/ditabur/disemai 2-3
hari, daun kecil keluar yang tingginya satu cm. pada waktu itu keras surat
kabar dikeluarkan dan hanya pagi hari diberi sinar matahari agar menjadi agak
hijau. Dengan demikian perlakuan seperti itu dua hari lamanya. Setelah itu,
pememliharaan dilakukan pagi dan sore supaya terus dikenakan sinar matahari.
- pengairan
Karena sebelum sowing/disemai
dialirkan air cukup, maka tidak perlu mengalirkan air pada saat germinasi.
Sesudah germinasi, mengeluarkan kertas surat kabar, memberikan air 0,5 Lt. per
satu peti pada satu hari selama lima hari. Menurut keadaan pertumbuhan bibit,
dialirkan 1 Lt-1,5 Lt per peti setiap hari. Akan tetapi jika memberikan terlalu
banyak, akibatnya kurang baik maka perlakukanlah dengan hati-hati.
C.
Keunggulan
dan Kelemahan Transplanter
Keungulan
rice transplanter
1. Produktivitas tanam cukup tinggi 5 – 6 jam/ha
atau 1 ha per hari,
2. Jarak tanam dalam barisan dapat diatur dengan ukuran 12, 14,16, 18, 21 cm,
3. Penanaman yang presisi (akurat),
4. Tingkat kedalaman tanam dapat diatur dari 0,7 cm hingga 3,7 cm (5 level kedalaman),
5. Jumlah tanaman dalam satu lubang berkisar 2 – 4 tanaman per lubang dan
6. Jarak dan kedalaman tanam seragam sehingga pertumbuhan dapat optimal dan
2. Jarak tanam dalam barisan dapat diatur dengan ukuran 12, 14,16, 18, 21 cm,
3. Penanaman yang presisi (akurat),
4. Tingkat kedalaman tanam dapat diatur dari 0,7 cm hingga 3,7 cm (5 level kedalaman),
5. Jumlah tanaman dalam satu lubang berkisar 2 – 4 tanaman per lubang dan
6. Jarak dan kedalaman tanam seragam sehingga pertumbuhan dapat optimal dan
seragam.
kelemahan
rice transplanter diantaranya:
1. Jarak antar barisan (gawangan 30 cm) tidak dapat diubah,
2. Tidak bisa dioperasionalkan pada kedalaman sawah lebih dari 40 cm,
3. Untuk membawa mesin ke sawah, diperlukan alat angkut,
4. Perlu bibit dengan persyaratan khusus dan
5. Harga masih relatif mahal.
1. Jarak antar barisan (gawangan 30 cm) tidak dapat diubah,
2. Tidak bisa dioperasionalkan pada kedalaman sawah lebih dari 40 cm,
3. Untuk membawa mesin ke sawah, diperlukan alat angkut,
4. Perlu bibit dengan persyaratan khusus dan
5. Harga masih relatif mahal.
Penggunaan tranplanter akan berdampak pada
penghematan biaya, baik dari sisi jumlah bibit maupun pengeluaran biaya upah
tenaga kerja. Sehingga dapat menekan biaya usaha tani padi yang membengkak atau
mahal. Kelebihan lain yang dimiliki transplanter, waktu tanam akan lebih cepat
dan jumlah bibit lebih sedikit dibanding dengan tenaga manusia. dengan alat
tersebut jarak tanam padi bisa sama dan tepat, juga jarak tanam ini bisa diatur
sesuai dengan keinginan petani.
D.
Kinerja
Alat Tanam
Berikut ini adalah
kinerja alat tanam tipe tarik hand traktor dan beberapa cara tanam padi yang
diuji di lahan pasang surut, Kapuas, Kalimantan Tengah, pada tahun 2003
(Massinai, 2003).
Table 2. Kinerja alat tanam tipe
tarik hand traktor
Cara
tanam/ alat tanam
|
Jam
kerja Tanam
(JOK/ha)
|
Kebutuhan
benih (kg/ha)
|
Jam
kerja menyiangi (JOK/ha)
|
Produksi
padi (t/ha)
|
Alat
tanam
|
6
|
30
kg
|
60
|
3,7
|
Cara
hambur
|
9,4
|
40
kg
|
180,3
|
3,8
|
Tanam
pindah
|
392,2
|
40
kg
|
65,2
|
3,9
|
Sumber: data primer, 2003
Tabel 2 menunjukkan bhwa penggunaan alat tanam tipe
tarik hand traktor waktu yang digunakan untuk menanam dan menyiangi dalam
luasan satu hektar lebih sedikit dibandingkan dengan cara tanam hambur dan
tanam pindah. Hal ini disebabkan kinerja alat tanam padi lebih baik dari cara manual.
Tabel 2 juga menunjukkan bahwa cara tanam padi dengan system hambur/sebar
langsung menyebabkan jumlah jam kerja untuk menyiang paling banyak disusul cara
tanam pindah dan yang biasa dilakukan petani.
Nmaun cara sebar mempunyai resiko benih padi hanyut oleh air, benih
dimakan burung atau tikus, dan tanaman mudah rebah. Cara tersebut juga akan
mempersulit penyiangan karena tanaman tumbuh secara tidak beraturan (Massinai,
2003).
Adapun uji kinerja yang pernah dilakukan oleh balai
besar pengembangan Mekanisasi pertanian bahwa penanaman padi sawah masih didominasi cara tanam pindah
menggunakan tangan, cara ini membutuhkan tenaga 25 – 30 HOK/ha.
Transplanter
manual desain IRRI yang pernah dibuat dalam rangka mengatasi keterbatasan
tenaga belum menunjukkan kinerja yang optimal. Secara ergonomik dirasakan masih
terlalu berat(>25kg), Jumlah lubang tak tertanam
(missing hill) yang masih tinggi yaitu mencapai 20%.
(missing hill) yang masih tinggi yaitu mencapai 20%.
Penelitian
ini bertujuan untuk menyempurnakan prototipe tersebut. Prototipe transplanter 4
baris tanam dengan jarak tanam antar baris tanam 25cm hasil modifikasi telah
diuji dan menunjukkan beberapa keunggulan antara lain bobot alsin yang ringan
yakni 21,8 kg, beberapa komponen telah menggunakan bahan tahan korosi dan mudah
pengoperasiannya.
Hasil uji menunjukkan kinerja
penanaman yang lebih baik yakni dengan kecepatan maju penanaman rata-rata 0,137
m/dtk atau 0,498 km/jam diperoleh kapasitas kerja aktual mencapai 21,99 jam/ha
dengan jumlah lubang tidak tertanami (missing hill) dan jumlah tanaman rebah
(floating hill) masing-masing sebesar 4,28% dan 5,10%. Biaya operasi
transplanter hasil modifikasi ini sebesar Rp.303.851.-/ha sedangkan ongkos
tanam secara manual mencapai Rp.460.000.-/ha.
20 Budidaya%20 Pertanian/ Transplanter/ Mesin% 20 Tanam% 20Bibit %20Padi
4
april. htm.
Diakses pada tanggal 16 april 2018.
Anonim 2. 2016. http://beritani.com/2016/11/13/teknologi-pertanian-rice-
Massinai Rustam
dkk. 2003. Prospek Penggunaan Alat Tanam Padi Tipe Tarik Hand Traktor
di Lahan Pasang Surut.
Comments
Post a Comment